Pembatas Hati


Pembatas Hati

Dia hadir tanpa perlu di pupuk. Memenuhi seluruh ruang oksigen yang tersedia didalam hati, dan mendobraknya dengan degupan yang luar biasa. Andai hari itu tidak pernah ada. Sepotong hati yang berdebu ini akan menyambutmu. Menuntun aku dan kamu pada sebuah telaga indah yang penuh warna, yang biasa kita sebut cinta. Hingga aku, juga kamu, bisa berubah jamak menjadi kita.

Tidak ada yang perlu ditutupi. Mata ini sudah berbicara (terlalu) banyak hal tentang apa yang hati rasakan. Namum, sekat itu seakan menebal dengan penuh penekanan kala senyum kita terlempar. Memaksa seulas garis yang melengkung sempurna sebelumnya kembali melemah, lalu perlahan pudar. Sadarkah kamu, saat bibirmu bergerak melantunkan namaku, hati ini menimbulkan reaksi aneh yang rasanya sangat menggelitik sampai ke ujung rambut. Hingga tanpa kusadari, senyumku kembali terulas.

Tahukah kamu, saat manic mata hitam pekatmu menghujam tajam mataku, maka saat itu pula, jeritan hati yang kita simpan menyatu. Menyerukan betapa tidak adilnya cinta.

Bagai sebuah petir, kehadiran sekat yang membatasi hati kita menyadarkan aku dan kamu. Bahwa sebenarnya, aku dan kamu, tidak akan pernah menjadi kita.


Semoga kamu bahagia dengan yang lain. Yang lebih daripada seorang, Aku.

Komentar

Postingan Populer