I'm Yours. [Jurnal]
Selamat malam, kamu yang selalu menjadi penghias mimpi saya.
Hari ini, entah karena dorongan apa, saya membuka leptop. Sebenarnya, "membuka leptop" disini bukan hanya sededar "Open" saja. Ya. Untuk kalimat yang satu ini, "membuka leptop" bukanlah susunan kata yang memiliki arti sesederhana itu.
Jadi begini...
Tadi siang, selepas saya pulang dari sekolah tercinta saya yang letaknya amat sangat jauh dari tempat saya tinggal, saya membuka leptop. (Untuk kalimat yang ini, tolong artikan kata "membuka leptop" secara harfiah.) Setelah selesai dengan proses loading yang lamanya sama dengan proses penyaringan minyak bumi, saya langsung mengarahkan kursor dan membuka akun facebook milik saya dengan niat untuk menghibur diri.
Ketik.
Tap.
Enter.
Masuk.
Selesai.
Dan... jeng jeng.
Begitu masuk ke beranda, saya langsung menguap. Ya ampun. Beranda kali ini bahkan jauh lebih membosankan dari yang sudah-sudah. Bukannya langsung men-close tab facebook, saya malah mengarahkan kursor yang saya pegang ke mesin pencarian.
Awalnya saya ragu. Tapi entah dapat dorongan dari mana, saya tetap mengarahkan kursor saya, berhenti sebentar, dan mulai mengetik.
Nama kamu.
Enter.
Selesai.
Dan..... Hasilnya keluar dengan amat sangat mengejutkan.
Tau, apa yang saya lihat disana? Benar. Profile picture facebook kamu sudah berubah. Dan.. tahu lagi? Di foto itu, kamu berdiri paling depan. Menenteng hoddie, dan berpose layaknya seorang ketua pemimpin.
Kamu....gagah.
Pada awalnya, saya tidak begitu yakin dengan penggalan kata yang melintas dalam pikiran saya itu, hingga akhirnya saya menyadari sesuatu. Sesuatu yang selama ini saya tolak kehadirannya. Sesuatu yang selama ini mati-matian saya tekan gelagaknya. Sesuatu yang walaupun berhasil terangkut kepermukaan, saya abaikan. Sesuatu yang saya yakini hadirnya hanya akan merugikan saya. Sesuatu yang dulu tidak pernah mau saya akui. Sesuatu yang membuat saya jadi orang linglung. Sesuatu yang berhasil.. mengubah pendapat saya tentang kamu.
Dan sebenarnya, asal kamu tahu, kalimat yang saya gunakan untuk mendeskripsikan kamu itu tidaklah lazim. Kenapa? Simple. Karena sebenarnya, kamu memang bukanlah sosok remaja SMA yang special di mata dunia. Kamu hanya seorang murid SMA biasa yang menjalani kehidupan penuh kewajaran. Kamu sederhana. Kamu apa adanya.
Kamu ya kamu.
Seseorang yang selama ini tanpa sadar saya perhatikan kesehariannya. Seseorang yang selama ini berhasil membuat saya mengeluarkan air mata penuh amarah. Seseorang yang tidak pernah peduli terhadap perasaan saya. Seseorang yang memiliki perasaan lebih terhadap teman sekelas saya sendiri. Seseorang yang.....dulu kehadirannya tidak begitu mempengaruhi hidup saya.
Kamu hanya ada satu.
Hanya sosok dengan sepasang mata kecil setajam elang, bibir setipis kapas, dan hidung kecil nan bangir.
Kamu, ya kamu.
Teman saya. Yang sekarang malah berubah jabatan menjadi seseorang yang saya inginkan.
Saya tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam hati saya, sampai otak saya menyimpulkan bahwa inilah yang sering disebut "suka" oleh orang-orang.
Benarkah, saya "suka" dengan kamu?
Seseorang yang bahkan tidak pernah menoleh ketika saya lewat?
Tanyakan pada hati saya. Karena sekarang, otak saya masih belum mau menerima pernyataan bahwa saya, kamu, dan "suka" berada dalam satu kalimat panjang yang bergabung.
Sekian hari ini. Semoga bermanfaat untuk yang membaca.
Jadi intinya, I'm Yours.
Hari ini, entah karena dorongan apa, saya membuka leptop. Sebenarnya, "membuka leptop" disini bukan hanya sededar "Open" saja. Ya. Untuk kalimat yang satu ini, "membuka leptop" bukanlah susunan kata yang memiliki arti sesederhana itu.
Jadi begini...
Tadi siang, selepas saya pulang dari sekolah tercinta saya yang letaknya amat sangat jauh dari tempat saya tinggal, saya membuka leptop. (Untuk kalimat yang ini, tolong artikan kata "membuka leptop" secara harfiah.) Setelah selesai dengan proses loading yang lamanya sama dengan proses penyaringan minyak bumi, saya langsung mengarahkan kursor dan membuka akun facebook milik saya dengan niat untuk menghibur diri.
Ketik.
Tap.
Enter.
Masuk.
Selesai.
Dan... jeng jeng.
Begitu masuk ke beranda, saya langsung menguap. Ya ampun. Beranda kali ini bahkan jauh lebih membosankan dari yang sudah-sudah. Bukannya langsung men-close tab facebook, saya malah mengarahkan kursor yang saya pegang ke mesin pencarian.
Awalnya saya ragu. Tapi entah dapat dorongan dari mana, saya tetap mengarahkan kursor saya, berhenti sebentar, dan mulai mengetik.
Nama kamu.
Enter.
Selesai.
Dan..... Hasilnya keluar dengan amat sangat mengejutkan.
Tau, apa yang saya lihat disana? Benar. Profile picture facebook kamu sudah berubah. Dan.. tahu lagi? Di foto itu, kamu berdiri paling depan. Menenteng hoddie, dan berpose layaknya seorang ketua pemimpin.
Kamu....gagah.
Pada awalnya, saya tidak begitu yakin dengan penggalan kata yang melintas dalam pikiran saya itu, hingga akhirnya saya menyadari sesuatu. Sesuatu yang selama ini saya tolak kehadirannya. Sesuatu yang selama ini mati-matian saya tekan gelagaknya. Sesuatu yang walaupun berhasil terangkut kepermukaan, saya abaikan. Sesuatu yang saya yakini hadirnya hanya akan merugikan saya. Sesuatu yang dulu tidak pernah mau saya akui. Sesuatu yang membuat saya jadi orang linglung. Sesuatu yang berhasil.. mengubah pendapat saya tentang kamu.
Dan sebenarnya, asal kamu tahu, kalimat yang saya gunakan untuk mendeskripsikan kamu itu tidaklah lazim. Kenapa? Simple. Karena sebenarnya, kamu memang bukanlah sosok remaja SMA yang special di mata dunia. Kamu hanya seorang murid SMA biasa yang menjalani kehidupan penuh kewajaran. Kamu sederhana. Kamu apa adanya.
Kamu ya kamu.
Seseorang yang selama ini tanpa sadar saya perhatikan kesehariannya. Seseorang yang selama ini berhasil membuat saya mengeluarkan air mata penuh amarah. Seseorang yang tidak pernah peduli terhadap perasaan saya. Seseorang yang memiliki perasaan lebih terhadap teman sekelas saya sendiri. Seseorang yang.....dulu kehadirannya tidak begitu mempengaruhi hidup saya.
Kamu hanya ada satu.
Hanya sosok dengan sepasang mata kecil setajam elang, bibir setipis kapas, dan hidung kecil nan bangir.
Kamu, ya kamu.
Teman saya. Yang sekarang malah berubah jabatan menjadi seseorang yang saya inginkan.
Saya tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam hati saya, sampai otak saya menyimpulkan bahwa inilah yang sering disebut "suka" oleh orang-orang.
Benarkah, saya "suka" dengan kamu?
Seseorang yang bahkan tidak pernah menoleh ketika saya lewat?
Tanyakan pada hati saya. Karena sekarang, otak saya masih belum mau menerima pernyataan bahwa saya, kamu, dan "suka" berada dalam satu kalimat panjang yang bergabung.
Sekian hari ini. Semoga bermanfaat untuk yang membaca.
Jadi intinya, I'm Yours.
Komentar
Posting Komentar