Strawberry Cake! [Drabble]

STRAWBERRY CAKE!

“Lima.”

“Empat.”

“Tiga.”

“Dua.”

“Satu.”

TUUK!

Suara itu terdengar tepat pada pukul 21.00 WIB. Aku tersenyum lebar, lantas menyibakkan selimut dan berjalan cepat ke arah jendela kamar yang gordennya sengaja kubuka. Pelan, aku membuka kunci jendelaku, menyibak daun nya lebar – lebar, dan menunduk kebawah dengan semangat.

“Selamat malam minggu!” seruku heboh sambil melompat sedikit.

Dibawah sana, kamu terkekeh. Melambai menyuruhku turun kebawah yang langsung kusanggupi tanpa protes. Sambil meraih jepit stroberry darimu, aku bergegas membuka pintu kamar, melewati ayah dan ibuku yang sedang duduk berdua di depan televisi menyaksikan siaran berita malam, juga adik laki – lakiku yang sibuk berkencan dengan pacar digitalnya.

“Mau kemana kak?!” seru ibu begitu melihat siluet tubuhku melewati ruang keluarga.

“Keluar sebentar.” sahutku tanpa menghentikan langkah. Begitu sampai di depan pintu, aku berhenti sebentar. Menyisir rambut sebahuku dengan jari dan kemudian menyematkan jepit kecil dengan buah stroberry di depannya pada poni panjangku. Aku kemudian mengatur napas. Tidak ingin tertangkap basah ingin cepat – cepat menemuimu.

Setelah siap, aku memutar kunci, membuka daun pintu dengan pelan, takut menimbulkan kecurigaan pada Ibu dan Ayah yang walaupun matanya sedang menatap penuh konsenterasi pada layar televisi tapi tetap saja memasang telinga waspada. Aku kemudian melongok ke kiri dan kanan beberapa kali. Mengernyit heran saat tidak mendapati batang hidungmu sama sekali. Hampir saja aku mendengus kalau suara baritonemu tidak tertangkap telinga.

“Sttt! Sini!” serumu dengan suara berbisik.

Aku menoleh ke kanan, lantas tersenyum lebar begitu menangkap tubuh tinggimu sedang meringkuk tak nyaman di balik semak belukar yang menjadi hiasan terasku. Aku kemudian keluar, mendekat dengan langkah pelan, dan ikut berjongkok di dalam semak belukar, di sampingmu.

Strawberry Cake.” Katamu sambil menyodorkan kotak kecil berhias pita berwarna pink.

Aku menunduk. Menatap penuh binar pada kotak pink mungil yang ada di tanganmu. “Buatku?”

“Iya!” kamu berseru antusias, seakan sebuah anggukan penuh semangatmu belum cukup meyakinkanku. “Tadi pacarku beliin ini, tapi aku ga suka strawberry. Jadi, aku kasih ke kamu aja.”

Aku mengangguk – angguk setengah tidak peduli. “Kamu belum putus?”

Satu gelengan singkat kamu berikan sebagai jawab. Kamu menipiskan bibir mencoba tegar, sedang aku hanya memandang polos sambil sesekali menyuap strawberry cake yang sialnya enak sekali. Tanganmu kemudian terangkat, mengusap penuh kasih pada rambut hitamku yang berhias jepit strawberry pemberianmu.

“Jadi, kita ini apa?” tanyaku tiba – tiba. Mendadak lemah pada setiap perlakuanmu yang kelewat manis, seperti sekarang. Juga malam minggu berminggu – minggu sebelumnya pada setiap jam sembilan malam, setelah kamu selesai berkencan.


Friends with benefit.” Jawabmu tegas sambil menatap dalam pada sepasang bola mataku yang muali berkaca – kaca.

Komentar

Postingan Populer